Menginap di Retro Point Bed & Breakfast Bandung: Murah dan Nyaman
TravelKereta Argo Parahyangan yang saya tumpangi tiba di Bandung pukul dua pagi lebih sedikit. Saya meraih ransel di bagasi atas kemudian berjalan keluar gerbong bersama penumpang dari Stasiun Gambir Jakarta.
Sejak dulu saya memang sangat ingin ke Bandung. Barangkali sejak Sherina harus ikut ayahnya yang pindah tugas dari Jakarta ke Bandung di film Petualangan Sherina. Rasa penasaran itu makin tinggi ketika membaca cerita Dilan dan Milea di blog Pidi Baiq. Cerita itu membawa saya ke Bandung tahun 1990, ketika di sana masih sering muncul kabut dan orang-orang Bandung masih sering membuat minuman jahe.
Dingin udara Bandung menghambur lamunan 1990, membawa saya kembali ke tahun 2019. Waktu menunjukkan pukul 02.24 pagi. Saya mengecek handphone, membuka aplikasi Grab kemudian memesan Grabbike tujuan Retropoint Bed and Breakfast sambil berjalan keluar stasiun.
Suasana stasiun Bandung dini hari |
Sudah terkunci saat sampai |
Tidak berapa lama, Deddy Huang membuka pintu. Sendirian dia di kamar. Saya mengetuk kamar yang benar.
Akhirnya, kasur. |
Pagi datang tidak terlambat, sisa capek karena perjalanan semalam masih ada tetapi tidak mampu menahan saya untuk bangkit mencuci muka. Kamar mandi homestay ini bersih dan cukup luas. Ada closet duduk, shower air hangat, dan wastafel dengan cermin. Catatan, bawalah sendiri perlengkapan mandi karena selain handuk, homestay ini tidak menyediakan perlengkapan mandi lain seperti sabun dan shampoo.
Setelah mencuci muka rasanya mulut dan kerongkongan saya kering, butuh teh atau kopi sepertinya. Saya berjalan ke arah lobi yang terletak di lantai satu mendapati rombongan bapak-bapak bersarung yang dipimpin Kang Didno dan Maseko sudah lebih dulu nongkrong di sana.
Teh dan kopi gratis untuk para tamu |
Retropoint BnB yang beralamat di Jl. Haji Basar 61, Kebonjati ini tidak menyediakan sarapan, sebagai gantinya disediakan kopi, teh, gula, dan air mineral dari dispenser untuk menyeduhnya. Kalau mengganjal perut yang lapar, disediakan PopMie dengan harga Rp6.000 saja.
Saya menyeduh teh kemudian bergabung bersama rombongan yang sudah tiba di Bandung sejak kemarin. Mengobrol santai tentang pelbagai hal yang menyenangkan sambil mengicip kue yang dibeli Koh Deddy dari penjaja kue tradisional.
Ngeteh pagi di lobi RetroPoint BnB. Foto: Travelerien.com |
Soal kamar, homestay yang dari luar terlihat kecil ini ternyata memiliki kamar yang cukup banyak. Totalnya ada delapan kamar. Untuk harga Retro Point BnB, terbilang murah saja. Untuk kamar jenis Standar, harganya Rp220.000 sedangkan Deluxe Rp240.000. Bisa lebih murah lagi jika pesan langsung dengan promo diskon 15% untuk pembayaran dengan GoPay. Menginap berdua atau bertiga, biayanya bisa dibagi lagi. Pas untuk travelling ekonomis.
Murah iya, tapi bagaimana dengan kondisi kamarnya? Untuk yang penasaran dengan foto kamar RetroPoint BnB ini, berikut ini fotonya:
Kiri: Deluxe. Kanan: Standar |
Menginap di homestay ini, saya menyarakan memilih kamar deluxe saja. Kamarnya lebih luas, ada meja dan kursi, ada pula extra bed yang letaknya di atas kamar mandi dengan perbedaan harga hanya Rp20.000 saja dengan kamar jenis standar.
Namun jika kamu hanya butuh tempat untuk tidur saja, kamar standar tentu sudah lebih dari cukup.
RetroPoint BnB cocok untuk beramai-ramai |
Bisa santai sambil berfoto. Foto: Travelerien.com |
Narsis dimulai sepagi ini |
Bandung pagi itu cerah. Cahaya matahari keemasan membelai wajah-wajah kami yang baru saja mandi, seolah menggoda untuk berfoto sekali lagi.
Okeh ayo kita foto lagi.
Narsis untuk memulai hari |
Jalan Haji Basar 61 (Kebunjati). Bandung
www.retropoint-bnb.com
reservation@retropoint-bnb.com
Informasi lebih lanjut: Kunjungi Instagram @pandatravelbdo atau via WhatsApp ke 082119764484
Eh gue agustus nanti mau ke bandung nih. Di situ ada wifi nggak yaaar? *penting
BalasHapusSingatku sih ada, tetapi lemah
HapusHm, saya butuh tempat yang wifinya kencang.
Hapus@Firman nginap di wifi corner saja, man
Hapus